Sabtu, 24 Maret 2012

Mengapa Yang Dihancurkan Yahudi Pertama Kali Adalah Wanita

Seorang psikolog terlihat resah.Ia diberitahu oleh seorang psikolog muslim yang juga rekannya yang baru saja berhasil menasehati orangtua seorang anak.Pasalnya mungkin tidak sepele,psikolog muslim itumenerima aduan "unik"dari orangtua yang memiliki anak berusia tiga tahun.
Rupanya anak ini memiliki kebiasaan tidak lazim.Ia sering terlihat tidak bisa tenang,meledak dan juga menyimpan kebiasaan aneh; kerap menggaruk-garuk(maaf) anusnya.Lalu sebagai psikolog muslim,pada orang sianak, ia mengatakan bahwa tingkah laku anaknya normal.Dengan ilmu psikologinya,ia menganalisaa perangai itu disebabkan karena anak sedang menjalani sebuah tahap perkembangan seksual yang normal pada masa anal."itu biasa, bu.Tidak usah khawatir,"begitu kira-kira pesan psikolog muslim itu kepada sang ibu.
Mendengar cerita ini, si psikolog tadi tercengang.Ia kaget mendapati seorang psikolog muslim memberi nasehat dengan kata-kata seperti itu.Karena bagaimana tidak? Nasehat psikolog muslim tersebut nyata-nyata didasarkan pada teori Freud.
Sigmund freud menyatakan bahwa kepuasan insting seksual seorang anak pada usia ini diperoleh dengan cara menahan dan mengeluarkan kotoran.Hal itu akan sedikit banyak membuat anak kerap menggaruk bokongnya berkali-kali sebagai sbuah kenikmatan.Freud memang beranggapan sumber kebahagiaan manusia bukan agama, namun seksualitas.Seperti jika kita berdoa, kita tahu tuhan tidak terlihat, tapi manusia tidak "dihadirkan" manusia agar yakin doanya makbul.
Ya kisah diatas dibacakan oleh DR.Malik Badri pada tahun 1975 dalam rapatan tahunan ke-4 Perkumpulan Ilmuwan Sosial Muslim (AMSS) Amerika danKanada.DR. Malik Badri sendiri adalah seorang akademi muslim asal Sudan yang kini mengajar di Fakultas psikologi, Universitas Kebangsaan Malaysia.Saat itu secara lantang ia membawakan makalah berjudul "Psikologi  Muslim Dalam Liang Biawak". Tulisan itu sendiri mengguncangkan denyut nadi tiap ilmuwan muslim yang hadir atas sekularisme ilmu yang melanda mereka.
Kata akademis yang beberapa bulan lalu sempatmengunjungi Indonesia itu, pemakaian kalimat"dalam lubang biawak" sengaja dipakainya karena bersumber dari hadits terkenal nabi MuhammadSAW ketika beliau meramal bahwa akn tiba saatnya nanti orang-orang islam secara membabi buta mengikuti cara hidup orang-orang yahudi dan keristen."Hal ini dengan indahnya diungkapan dalam pernyataan nabi; bahkan jika mereka masuk dalam lubang biawak sekalipun, orang islam tanpa pikir panjang akan mengikutinya," tulis DR. Malik Badri pada maklah yang kini menjadi buku berjudul "Dilema Psikolog MUslim".
Rupanya inflitrasi teori dari seorang pengikut mazhab Hasidisme Yahudi bernama Sigmund Freud itu betul-betul menghabisi harga diri perempuan. Tengoklah pengembangan ide yang digariskannya pada teori (maaf) penis envy (kecemburuan penis) miliknya. Menurut Freud, anak perempuan pada usia tiga tahun memiliki kecemburuan pada anak lelaki. Mereka berkembang menjadi pribadi minder karena merasa iri tidak memilki penis layaknya anak lelaki.Mulai detik, kata Freud, perempuan mulai membenci dirinya. Ada perasaan tidak adil meliputi hati tiap waniota cilik.Mereka tidak terima nasib ditakdirkan tuhan berbeda jenis kelamin dengan pria.Selanjutnya, terang psikologi Yahudi itu, jika hal ini tidak teratasi, anak cenderung menjadi pribadi introvert dan rendah diri pada masa dewasanya.Jadi masa lalu sangat mewarnai kehidupan masa depan.
Tidak hanya itu, Freud juga menguliti kepribadian anak-anak wanita dalam titik terrendah. Kata Freud, anak wanita berumur tiga tahun memiliki keinginan untuk meniduri ayahnya, ya dalam arti sebenarnya. Kecintaan besarnya terhadap ayah, membuat anak perempuan diwarisi kedengkian terhadap seorang ibu.Inilah yang kemudian menjadi "sabda"dunia psikologi abad  20 atas apa yang disebut dengan kompleks Oedipus.
Zakaria Ibrohim dalam bukunya "psikologi wanita" membeberkan fakta yang lebih sadis lagi. Iamenemukan bahwa sebagian psokolog mengklaim proses inilah yang menyebabkan kenapa banyak anak perempuan senang menyiram kebun.Sebab dengan memegang selang  air atau gagang penyiram,anak perempuan merasakan seolah-olah sedang memgang penis dan kencing dengan jarak jauh.Pernahkah kita mendengar kisah Havlock Ellis tentang seorang pasen wanita yang tersentak begitu mendengar suara pancuran air mancur? Ya kira-kira seperti itu ide sinting Freud.
Kita lihat betapa hancurnya teori ini jika kemudian diadopsi para psikolog muslim, pendidik muslim, dan lain sebagainya baik secara langsung maupun tidak. Bahwa memang benar jika manusia dipengaruhi oleh masa lalu yang kelam,tetapi tentunya tidak berarti manusia tengglam menjadi korban masa lalu secara berkepanjangan. Allah berfirman,
"Hai orang-orang yang beriman,bertakwalah kamu kepada Allah dan katakanlah perkataan yang benar, niscay Allah memperbaiki bagimu amalan-amalanmu dan mengampuni bagimu dosa-dosamu.dan barang siapamentaati Allah dan Rosulnya, Maka sesungguhnya ia telah mendapat kemenangan yang besar." (Al Ahzab 70-71)
Daniel goleman, mantan redaktur sains tingkah laku di New York Times mengatakan bahwa gambaran Freudtentang diri manusia merupakan model paling dekat yang dapat diraih peradaban barat.Di Sevile, Spanyol pada tahun 1986 sekelompok ilmuwan bertemu, termasuk ahli-ahli psikologi,ilmuwan syaraf,ahli genitika, antropolog, dan ilmuwan politik, dan menyatakan bahwa tidak ada dasar ilmiah bagi anggapan bahwa manusia seperti yang digambarkan oleh Freud. Freud dinilai mengada-ada dan terlalu memasakan percepatan kedewasaan psikologis manusia bahwa anak berumur tiga tahun sudah mempunyai birahi tinggi untuk meniduri orangtuanya.
Bahwa manusia memiliki masa lalu,iya.Tetapi tidak kemudian masa depan itu sudah ditentukan sejak dini. Karena banyak anak perempuan yang memiliki masa terkelam sekalipun bisa berubah seiring hidayah dan ketakwaan. Karena islam tidak membunuh fitrah kebaikan.Bahwa manusia mwmiliki nafsu pasti,tapi islam menggarisi bahwa nafsu seksual bisa disalurkan ketika wanita halal sudah digenggamnya. Akhirnya, islam menjadikannya pernikahan, bukan sekedar pelampiasan nafsu manusia, tapi lebih dari itu, islam menjadikannya sebagai jalan untuk membetuk generasi rabbani.Hasan Albana dalam hadits Tsulasa berkata.."Kehidupan rumahtangga adalah 'hayatul amal'. Ia diwarnai oleh beban-beban dan kewajiban. Landasan kehidupan rumahtangga bukan semata kesenangan dan romantika, melainkan tolong menolong dalam memikul beban kehidupan dan beban dakwah..."
Jadi jelas hadits rosullah, yang menentukan seorang manusia menjadi majusi,Yahudi dan Nashrani adalah orangtuanya. Tepatnya transfer pendidikan islam dari orangtua kepada anaknya, jadi bukan masalah alat kelamin.
Wallahu'alam bish shawab.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Sumber: http://cyiberart.blogspot.com/2012/10/membuat-kursor-animasi-mulur.html#ixzz2CIghuBZX