Berciuman
adalah kontak fisik yang digunakan untuk menambah keintiman dengan
pasangan. Namun, jangan sampai Anda menularkan infeksi mononukleosis
atau yang sering disingkat mono. Alih-alih melimpahkan rasa sayang, si
cinta malah Anda tularkan nyeri tenggorokan, kelelahan, hingga demam
berhari-hari.
Infeksi mononukleosis, adalah penyakit menular
yang disebabkan oleh virus Epstein-Barr (EBV). Penelitian di AS yang
melibatkan partisipan berusia 35-40 tahun menunjukkan bahwa 95 persen
dari mereka pernah terjangkit mono. Hal ini dibuktikan dengan adanya
antibodi untuk menangkal serangan EBV dalam tubuh mereka.
Dengan keumuman penularan melalui ciuman, mono lebih dikenal dengan sebutan "penyakit berciuman" (kissing disease).
Meski begitu, mono bisa saja tersebar lewat udara, seperti melalui
batuk, bersin, atau menghirup udara dari tetesan air liur atau lendir
penderita mono. Selain itu juga dapat ditularkan melalui transfusi
darah, hubungan intim, atau bahkan sekadar menggunakan tempat makanan
dan minuman penderita mono.
Gejala Mono
Gejala awal terserang kissing disease
menyerupai gejala demam biasa, seperti kurang berenergi, lelah, kurang
nafsu makan, dan menggigil. Bagi orang lain, perubahan fisik pada
pederita fase awal akan terlihat dengan merahnya ujung tenggorokan, dan
bengkak pada leher.
Setelah gejala tersebut berakhir dalam 1-3 hari tanpa
pengobatan, penderita akan merasakan sakit tenggorokan yang parah,
demam, dan pembengkakan kelenjar getah bening. Kali ini, kondisi fisik
penderita akan mengalami pembengkakan bagian kiri perut di bawah tulang
rusuk, atau bisa juga terdapat bintik-bintik merah seperti campak pada
tubuh.
Penyembuhan
Bagi penderita yang terserang EBV, dokter menyarankan
untuk beristirahat dengan cukup, karena nyeri tenggorokan bisa terjadi
selama 5-7 hari, dan baru reda antara 7-10 hari. Tidak ada obat khusus
untuk penderita mono, karena biasanya cukup dengan obat antivirus
lainnya, dan disarankan untuk meminum banyak air. Selain itu, selama
pemulihan berlangsung, olahraga sebaiknya dihindari untuk mencegah
pecahnya limpa.
Dalam beberapa kasus, mono dapat mengakibatkan
komplikasi hepatitis rendah meski tidak memerlukan pengobatan khusus.
Beberapa kasus parah yang menimpa penderita mono adalah ketika orang
tersebut memiliki kekebalan tubuh abnormal, seperti penderita AIDS, atau
orang yang meminum obat penekan fungsi kekebalan tubuh.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar